Thursday, December 6, 2012

Mengejar Ibadah Saat Terjadi Fitnah


Mengejar Ibadah Di Saat Terjadinya Fitnah


Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:
Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْعِبَادَةُ فِى الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَىَّ

“Ibadah di saat terjadinya fitnah seperti hijrah kepadaku.”
Diriwayatkan oleh Muslim no. 2948.
Fitnah itu membutakan dari kebenaran, membuat tuli dan memalingkan kalbu, menghilangkan akal dan menyibukkn pikiran. Maka obat yang paling manjur untuk hal itu adalah mengejar ibadah kepada Allah ‘azza wa jalla yang di tangan-Nya semua perkara seluruhnya, di tangan-Nya perbaikan keadaan. Dan usaha mengejar ibadah ini perlu kesabaran yang besar. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing kepada hal itu dengan bersabda,

إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنَ، إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنِ، إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنُ، وَلَمَنْ ابْتُلِيَ فَصَبَرَ فَوَاهًا

“Orang yang paling bahagia adalah orang yang dijauhkan dari berbagai fitnah. Orang yang paling bahagia adalah orang yang dijauhkan dari berbagai fitnah. Orang yang paling bahagia adalah orang yang dijauhkan dari berbagai fitnah. Dan barangsiapa yang diuji dengan fitnah dan dia bersabar maka sungguh mengagumkan.”
Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4263 dari hadits Miqdad bin Al-Aswad. Guru kami Al-Wadi’y berkata dalam “Ash-Shahih Al-Musnad” no. 1140: “Hadits ini hasan sesuai syarat Muslim”. Dan Ucapan beliau فَوَاهًا maksudnya: “Dia sungguh mengagumkan, bagaimana dia bisa bersabar”, karena banyak dari manusia ini yang terbanting ketika terjadi fitnah.
Diterjemahkan oleh
‘Umar Al-Indunisy
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

Inikah Abul Hasan Al-Ma’riby????


بسم الله الرحمن الرحيم


syubhat abul hasan


Inikah Abul Hasan Al-Ma’riby?


Beberapa pertanyaan disampaikan kepada Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah, dan beberapa nasehat beliau sampaikan kepada yang hendak mencari hakekat keadaannya.
Suatu kali kami mengadakan majelis bersama Syaikh dan beberapa pelajar Indonesia. Diantara kami ada yang ingin mencari tahu hakekat Abul Hasan. Namun dia terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya, seraya menyatakan bahwa ia ingin melihat langsung bahwa apa yang dilakukan Abul Hasan itu memang keliru. Layakkah dia menyatakan seperti ini? Kalaulah dia kembali kepada para ulama sebenarnya sudah sangat cukup penjelasan mereka, mereka lebih tahu kondisi orang ini. Syaikh Rabi’ hafizhahullah telah panjng lebar bicara tentang Abul Hasan. Namun bagaimana mungkin akan mengambil faedah jika dia enggan membaca, atau mau membaca karya beliau namun enggan memahaminya dan menerimanya dengan inshaf.
Untuk orang seperti ini maka Syaikh Muhammad Al-Imam menasehatkan: “Kalian yang datang kemari dari Indonesia tidaklah seharusnya menyibukan diri dengan Abul Hasan. Dengan alasan belum puas kalau belum tahu dan melihat sendiri kesalahan itu. Coba antum lihat siapa Abul Hasan, siapa antum dan dari mana antum. Antum datang dari negeri yang jauh di sana. Sedangkan orang yang paling tahu adalah orang yang berada dekat dengan Abul Hasan, pernah diskusi dengannya. Para ulama Yaman telah duduk membahas dan berdiskusi dengannya serta manasehatinya. Ulama Yaman lebih tahu kondisi Abul Hasan dari selain mereka. Lalu apa yang antum cari lagi. Ulama Yaman telah menegaskan, menasehati dan mengingatkan. Itu sudah cukup bagi kalian dan harusnya kalian menyibukkan diri dengan thalabul ilm.” Dinukil secara makna. (Seorang pendamping syaikh mengabarkan, bahwa Syaikh Muhammad Al-Imam lah yang dengan gigih menasehati Abul Hasan, berkunjung kepadanya di malam hari dalam rangka tanashuh -jazahullah khair-).
Lalu bagaimana keadaan Abul Hasan yang terakhir ini?
Syaikh Muhammad berkata: “Dia sekarang sibuk dengan dunia, mengejar dunia dan mengurus dunia. Jadi tidak perlu ada yang dibicarakan lagi, karena orangnya sudah menenggelamkan diri untuk dunia.”
(Sampai berita kepada kami bahwa dia juga banyak tersibukkan sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengajar murid-muridnya. Kalaupun mengajar tidaklah bisa dibilang menghilangkan kehausan. Wallahu a’lam).
Apakah sekarang dia mulai ikut dalam kancah politik?
Syaikh Muhammad berkata: “Dia memang pernah berusaha untuk mendekati pemerintah, agar memiliki suara yang didengar. Tapi yang jelas dia telah tersibukkan dengan dunia.”
(Sebagian pengajar di sini mengabarkan bahwa Abul Hasan pernah mengajak untuk ikut serta berpolitik dan pemilu. Bahkan kami pernah menemukan foto Abul Hasan di suatu koran di Yaman dalam keadaan dia berbicara seperti dalam prosesi kampanye. Tangan kiri memegang mic tangan kanan diangkat, di atas panggung dan umbul-umbul (bendera) di sekitarnya. Namun qadarullah kami tidak mencatat tanggal dan edisi koran tersebut.)
Siapa yang kurang puas bisa mendengarkan kaset bara’ah Syaikh Nu’man Watr hafizhahullah yang terdiri dari empat kaset, silahkan didownload dari internet.
Disadurkan oleh
Tim Thalib Ma'bar
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman